Monday, December 30, 2013

Nusantara Percaya Diri, Pengantar

nusantarapede.blogspot.com
Tulisan demi tulisan yang sejatinya sudah saya susun menjadi sebuah buku yang siap cetak ini hanyalah setetes air dari si Pipit, burung kecil yang berusaha memadamkan api yang membakar Nabi Ibrahim. Tidak istimewa, hanya sebuah buku. Menulisnya pun seringkali karena “terpaksa”. Sesuatu didalam diri saya terus memaksa saya untuk berpikir, merenung dan mengkaji. Jika libido menulis tidak tersalurkan, maka saya akan pusing tujuh keliling dibuatnya dan sebelum dikeluarkan semua, dijamin tidak bisa tidur walaupun badan sudah lelah. Keadaan psikologis yang menyebalkan sebenarnya.


Bahkan saya selalu protes, kenapa saya sih mikir aneh-aneh soal bangsa dan negara. Kenapa bukan Presiden SBY, Pak Budiyono, Jusuf Kalla, atau Aburizal Bakrie, Chaerul Tanjung, Prabowo Subianto, Hery Tanoewijaya atau siapa sajalah putera terbaik Indonesia yang mempunyai kemampuan, kelebihan, kekayaan bahkan kekuasaan yang tentu sangat lebih layak memikirkan hal ini dan tahu persis apa makna dari perubahan besar yang harus mereka lakukan.

Dengan power yang ada ditangan kemudian melangkah percaya diri, membangun kepercayaan diri bangsa dan masyarakat dan dengan pantas memulai sebuah quantum menuju masyarakat adil makmur. Quantum tentunya fantastis, tuntas, cepat, sempurna dan everyone happy, bukan seperti saat ini, bukan.

Musafir sejati adalah orang – orang yang menempuh perjalanan panjang karena yakin pasti akan destinasi. Jangan kita terjebak ikut sebagai bangsa yang hanya bangga menciptakan dan mahir menggunakan alat, tanpa tahu bahwa alat seharusnya hanyalah fasilitas untuk memudahkan kita mencapai tujuan.

Hari ini kita menjadi bangsa yang rendah diri. Tidak tahu membedakan mana alat, mana matlamat (tujuan). Padahal peradaban barat itu sudah diambang maut. Bukan juga Jepang, China atau Korea. Mereka hanya Cheerleader, pandai meniru buatan barat. Mana bisa bangsa tidak ber Tuhan mempunyai dasar pijakan yang kuat.

Terserah anda, apakah ingin bergabung menjadi warga dunia yang asyik masyuk dengan kesempurnaan alat? Kalau saya tidak! Saya hanya ingin sebelum mati, menjadi segelintir manusia zaman sekarang yang berbeda. Tidak mau buntu. Punya latar belakang sejarah yang jelas – jelas menjadi panduan agar hidup ini tahu asal usul, tahu proses yang terjadi dan tahu mau kemana arah yang dituju.

Hari ini menjadi pembeda dengan sejarah yang bernama kemarin. Bagi yang melaluinya dan menerima dengan tulus, akan bercerita tentang kemarin apa adanya.  Namun bagi yang kecewa dan bertendensi tertentu, akan menceritakan kemarin sebagai "Sejarah yang seharusnya". Bayangkan “sejarah yang seharusnya" menjadi kebenaran yang terpaksa kita telan karena dipikir memang itu yang terjadi.  Jika ini yang terjadi dengan sejarah bangsa Indonesia, ada kesalahan warisan yang hanya bisa ditebus dengan sebuah Quantum.

Bisa jadi dimulai dengan anti tesis dan kebalikan dari nilai-nilai yang kita anut saat ini. Tetapi seaneh apapun antitesis tersebut, jika isinya tidak lari dari kebenaran, itulah quantum yang sesungguhnya. Bersiaplah kita masuk ke dalam momentum penuh percepatan, karena Tuhan, Alam dan Zaman menjadi pemasti bahwa quantum ini harus terjadi. Revolusi tidak cukup menggambarkan kehebatan quantum yang akan terjadi. Apalagi yang kita tunggu? Mari Percaya diri berada dalam quantum perubahan, meraih matlamat pertama yang sudah diamanatkan oleh para pendiri bangsa yaitu menuju Nusantara adil dan makmur.

Selamat membaca. Saran saya agar lebih terstruktur dalam memahami isi kandungan buku, baca sesuai dengan urutan di daftar isi. Jangan lupa kritik dan saran untuk kesempurnaan tulisan - tulisan saya ini. Siapa tahu ada rejeki, saat dicetak nanti sudah lebih baik dari apa yang saya rilis di blog ini.

No comments:

Post a Comment

Printfriendly